Selasa, 27 September 2016

novel energi psikis bab1 - ritual





Halaman 2


Terima kasih nek sahut darda, nenek pun memberikan jaket tebal peninggalan sang suami yang telah meninggalkannya 15 tahun yang lalu, jaket yang sudah using dan belel sebab sudah lama benda itu tersimpan di dalam lemarinya.
“ayo cepat lari sana ke kamar mandi dang anti bajumu”, dengan jaket dan handuk ditangan, darda pun bergegas ke kamar dan melepas pakaian serta menjemur pakaian kerjanya tepat di pinggir lemari belajar, di samping kipas angin, karena esok hari dan hari hari selanjutnya dia harus memakainya kembali tanpa harus mencuci pakaian itu setiap hari.
Tak ada yang istimewa di istana kecil nan sederhana ini, hanya ada dua ruang tidur, satu kamar mandi dan dapur juga satu ruang makan yang sempit.
Tak ada barang-barang istimewa yang bisa menemani atau sekedar di gunakan untuk hal-hal  yang penting disana, hanya ada televisi dan rak yang penuh dengan buku peninggalan sang kakek dan tak pernah bisa lagi dia ingat.
Rumah yang belum pernah darda pertanyakan kepada sang nenek, mungkin karena ia lelah bekerja atau itu sama sekali tak penting baginya.
            Selesai mengikat handuk di pinggangnya darda pun lekas pergi ke kamar mandi persis di sebelah dapur, nenek pun tersenyum sembari mengaduk masakan untuk di hidangkan di meja makan, darda pun mulai meraih pegangan pintu yang sudah rusak dan berkarat sebab puluhan tahun sudah, usia merayapi bangunan tua ini bahkan untuk sekedar memperbaikinya pun tak ada alat ataupun suku cadang yang bisa darda gunakan, mungkin rumah ini sudah lelah enunggu kapan perbaikan akan di mulai.
            “darda awas di intip superman” canda sang nenek,
Tetapi tak ada balas gurauan dari sang cucu, darda hanya tersenyum kecil sambil menatap ke atas atap yang bolong menganga.

Dibalik rangkaian bintang,
Dibawah langit malam,
Dia membasuhi seluruh tubuhnya
Menghempas debu jalanan yang melekat disekujur badannya, dinginnya air beradu dengan bekunya suasana malam.
            Selesai membersihkan diri, darda bergegas ke kamar tidur dan mulai menggunakan pakaian tidurnya, tak ada banyak pilihan yang bisa di pakai di hari-harinya mengistirahatkan tubuh, sebab ia lebih mementingkan kebutuhan sang nenek dan sang adik.
Cermin yang begitu besar berdiri dihadapan darda seolah menunggu dan merayu, tetapi tak sedetik pun ia pernah menggunakan benda itu.

Sesekali ia hanya bergumam dan tertunduk di hadapan cermin yang berada di depannya.
                                                                                                                   halaman 3

Artikel Terkait

novel energi psikis bab1 - ritual
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email