Halaman 2
Terima kasih nek sahut darda, nenek pun memberikan jaket tebal peninggalan sang
suami yang telah meninggalkannya 15 tahun yang lalu, jaket yang sudah using dan
belel sebab sudah lama benda itu tersimpan di dalam lemarinya.
“ayo cepat lari sana ke kamar mandi dang anti bajumu”,
dengan jaket dan handuk ditangan, darda pun bergegas ke
kamar dan melepas pakaian serta menjemur pakaian kerjanya tepat di pinggir
lemari belajar, di samping kipas angin, karena esok hari dan hari hari
selanjutnya dia harus memakainya kembali tanpa harus mencuci pakaian itu setiap
hari.
Tak ada yang istimewa di istana kecil nan sederhana ini, hanya ada dua
ruang tidur, satu kamar mandi dan dapur juga satu ruang makan yang sempit.
Tak ada barang-barang
istimewa yang bisa menemani atau sekedar di gunakan untuk hal-hal yang penting disana, hanya ada televisi dan
rak yang penuh dengan buku peninggalan sang kakek dan tak pernah bisa lagi dia ingat.
Rumah yang belum pernah darda
pertanyakan kepada sang nenek, mungkin karena ia lelah bekerja atau itu sama sekali tak penting baginya.
Selesai mengikat handuk di pinggangnya darda pun lekas
pergi ke kamar mandi persis di sebelah dapur, nenek pun tersenyum sembari
mengaduk masakan untuk di hidangkan di meja makan, darda pun mulai meraih
pegangan pintu yang sudah rusak dan berkarat sebab puluhan tahun sudah, usia
merayapi bangunan tua ini bahkan untuk sekedar memperbaikinya pun tak ada alat
ataupun suku cadang yang bisa darda gunakan, mungkin rumah ini sudah lelah
enunggu kapan perbaikan akan di mulai.
“darda awas di
intip superman” canda sang nenek,
Tetapi tak ada balas gurauan
dari sang cucu, darda hanya tersenyum kecil sambil menatap ke atas atap yang
bolong menganga.
Dibalik rangkaian bintang,
Dibawah langit malam,
Dia membasuhi seluruh tubuhnya
Menghempas debu jalanan yang
melekat disekujur badannya, dinginnya air beradu dengan bekunya suasana malam.
Selesai membersihkan diri, darda bergegas ke kamar tidur
dan mulai menggunakan pakaian tidurnya, tak ada banyak pilihan yang bisa di
pakai di hari-harinya mengistirahatkan tubuh, sebab ia lebih mementingkan
kebutuhan sang nenek dan sang adik.
Cermin yang begitu besar berdiri
dihadapan darda seolah menunggu dan merayu, tetapi tak sedetik pun ia pernah
menggunakan benda itu.
novel energi psikis bab1 - ritual
4/
5
Oleh
denis pea
