Selasa, 27 September 2016

novel energi psikis bab1 - ritual




Halaman 5


Rentetan gigi yang beradu membuat rahangnya tertekan kencang, mata yang begitu antusias melihat adegan frame per frame yang ia perhatikan.
“Tolong berikan saya satu kesempatan untuk hidup” seorang pemuda dengan palu di tangan menghujani perempuan cantik dengan senjata yang dia pegang, tanpa ampun dan belas kasihan sang pemuda membuat darah di kepala sang wanita mengalir deras di bawah kakinya. Apa kau pernah memberikanku kesempatan?, apa kau pernah memberiku hidup tenang tanpa kesakitan? , jawab? teriak penjahat gila yang terus saja menghujam palu nya walau sang wanita sudah tak mungkin bergerak.
            “krek krek” bunyi gesekan tangan darda yang bergesek dengan licinnya kulit sofa, dan tanpa rasa ketakutan ia pun tetap antusias melihat adegan tersebut.
Hampir ¾ acara film yang ia tonton akan selesai, tak banyak gerak yang ia perlihatkan darda hanya focus dan coba mengulang puzzle dan misteri yang ia lihat saat iklan di telivisi muncul, ia benar benar teliti mengingat momen per momen di film tersebut.
            “dor dor dor dor” suara pistol yang terus di tembakan ke perut sang pembunuh kejam tadi “kau penjahat gila mati saja” penjahat yang membunuh kekasih pujaannya dengan kejam dan sadis, dia masih tetap tersenyum walau pun tubuhnya dibanjiri peluru dan darah.
Apa aku salah?
Apa diriku buruk?
Apakah keburukan tidak bisa diperbaiki? Kutipan sang penjahat di akhir hidupnya.

            Pas jam 12 malam begitupun film yang darda tonton usai sudah, lantas ia pun menggeser kembali sofa ketempat semula dan bergegas mengistirahatkan badannya untuk esok hari.
Huffth udara yang keluar dari mulut darda membuat oksigen bercampur lelah diruangan itu,
            Sembari merenggangkan badannya ia pun men-seting alarm di handphone yang begitu sederhana lalu menarik selimut tepat ke atas bahunya dan mulai menutup matanya, cahaya pun mulai menghilang dan gelap mulai menyelimuti pandangannya,tak ada suara yang mengganggunya, yang ada benar benar kekosongan.

Siang dan malam , di hari cerah maupun gelap semua selalu ter-ulang seperti sebuah ritual yang harus di kerjakan.
                                                                                                                             halaman 6

Artikel Terkait

novel energi psikis bab1 - ritual
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email