Halaman 5
Rentetan gigi yang beradu membuat rahangnya tertekan kencang, mata yang
begitu antusias melihat adegan frame per frame yang ia perhatikan.
“Tolong berikan saya satu kesempatan untuk hidup” seorang pemuda dengan palu di tangan menghujani
perempuan cantik dengan senjata yang dia pegang, tanpa ampun dan belas kasihan
sang pemuda membuat darah di kepala sang wanita mengalir deras di bawah kakinya. Apa kau pernah memberikanku kesempatan?,
apa kau pernah memberiku hidup tenang tanpa kesakitan? , jawab? teriak
penjahat gila yang terus saja menghujam palu nya walau sang wanita sudah tak
mungkin bergerak.
“krek krek” bunyi gesekan tangan darda yang bergesek
dengan licinnya kulit sofa, dan tanpa rasa ketakutan ia pun tetap antusias
melihat adegan tersebut.
Hampir ¾ acara film yang ia
tonton akan selesai, tak banyak gerak yang ia perlihatkan darda hanya focus dan
coba mengulang puzzle dan misteri yang ia lihat saat iklan di telivisi muncul,
ia benar benar teliti mengingat momen per momen di film tersebut.
“dor dor dor dor”
suara pistol yang terus di tembakan ke perut sang pembunuh kejam tadi “kau penjahat gila mati saja” penjahat
yang membunuh kekasih pujaannya dengan kejam dan sadis, dia masih tetap tersenyum
walau pun tubuhnya dibanjiri peluru dan darah.
Apa aku salah?
Apa diriku buruk?
Apakah keburukan tidak bisa diperbaiki? Kutipan sang penjahat di akhir hidupnya.
Pas jam 12 malam begitupun film yang darda tonton usai
sudah, lantas ia pun menggeser kembali sofa ketempat semula dan bergegas
mengistirahatkan badannya untuk esok hari.
Huffth udara yang keluar dari mulut
darda membuat oksigen bercampur lelah diruangan itu,
Sembari merenggangkan badannya ia pun men-seting alarm di
handphone yang begitu sederhana lalu menarik selimut tepat ke atas bahunya dan
mulai menutup matanya, cahaya pun mulai
menghilang dan gelap mulai menyelimuti pandangannya,tak ada suara yang
mengganggunya, yang ada benar benar kekosongan.
Siang dan malam , di hari cerah maupun gelap semua selalu ter-ulang
seperti sebuah ritual yang harus di
kerjakan.
halaman 6
halaman 6
novel energi psikis bab1 - ritual
4/
5
Oleh
denis pea
