Kamis, 29 September 2016

novel energi psikis bab 3 - reaksi

Halaman 12

            Iya bu anna ada yang bisa saya bantu?  darda bukan seorang yang pemalu dengan wajah bekunya dia pun menjawab, selain petugas penjaga keamanan yang datang lebih awal, anna pun sering terlihat siap siaga sebelum darda beraktivitas walaupun sama sekali belum pernah ada orang di hadapannya selain darda sendiri, anna hanya duduk dan berdiam diri dan sesekali dia memainkan ponsel pintarnya.
            “iya nih darda tolong bersihin meja anna, kotor tadi habis minum kopi” seru anna kepada darda, iya bu darda kesana jawab darda mengiyakan,
gak usah panggil ibu kali, darda” sembari tersenyum kesal anna protes,
Tak ada jawaban dari mulut dingin darda dia hanya tersenyum kecil.
            Darda pun mengambil handuk di lehernya dan mulai menggosokannya ke noda kopi di meja sang resepsionis, ke atas dan bawah gerakan teratur yang dilakukan darda membuat meja yang kusam itu kini mulai cerah dan mengkilat,
Selang di akhir tugasnya di tengah meja, darda mendapati sebuah catatan pena berwarna hitam di meja anna yang bertuliskan angka 3053x “tidak, itu bukan apa-apa!!” seru ana dengan raut wajah yang agak memaksakan tersenyum sembari menatap darda, tak lama anna pun mengambil gunting kukunya dan mengeluarkan pisau kecil yang berada ditengahnya.

            “grkgrkgrk” suara gesekan pisau menghancurkan lapisan cat di meja anna, dengan tangan kanan dia melakukannya berulang-ulang ke arah kiri, “awwww!”  suara anna yang kesakitan karena dia terlalu kencang menggesekan pisau ke mejanya, hingga pisau kecil itu mengenai jempol di tangan kiri anna, dan darah pun mengalir pelan di sela-sela kulit anna yang robek.
            Secara reflek darda pun mengambil beberapa helai tissue dan memegang tangan anna, tetapi tak ada kata-kata kekhawatiran yang darda ungkapkan dia hanya coba menutup dan membersihkan darah yang mengalir di jemari anna.
Rahang yang bergetar dan mata yang bergoyang perlahan terlihat jelas oleh anna,
“darda kamu kenapa?” Tanya anna melihat kejanggalan di raut wajah darda,
Gak apa-apa bu, tunggu sebentar darda mau ngambil obat merah dan plester,
“ya” jawab anna, sembari menunggu darda kembali anna pun membalut tangan nya dengan tissue dan melanjutkan untuk menghapus catatannya.
Tak beberapa lama darda pun datang dan mendekati anna, lalu memegang tangannya, maaf bu saya pegang tangannya sahut darda sembari mengoleskan obat merah ke jemari anna.
Tetapi tak ada jawaban yang diberikan anna, hanya mata yang berbinar dan bibir yang terjepit kedalam mulut, membuat lekukan di pipi anna terlihat begitu tak biasa untuk diperhatikan orang-orang ataupu lelaki dihadapannya itu,
tetapi tukar tatapan mata itu tak pernah terjadi dihadapan anna, hanya hawa dingin yang dirasakannya saat darda sedang memplester jarinya.
Darda pun selesai memplester jari anna yang tertusuk pisau kecil, sudah bu
Sahut darda sambil menatap dingin anna , “lain kali kalau mau pegang tangan bilang dulu, baru saya jawab”  seru anna dengan tangan kanan yang memegang pinggang dan memasang muka marah yang terpaksa, iya maaf bu jawab darda,

Anna pun membalas dengan tawa kecilnya, “ yasudah beres beres lagi sana”

Artikel Terkait

novel energi psikis bab 3 - reaksi
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email