Bab 3 reaksi
Halaman 11
Tak ada langkah yang terburu-buru disetiap pijak kakinya,
darda pun tetap konstan dengan pergerakannya itu, di depan pelataran yang luas
nan hijau berdiri kokoh sebuah perusahaan besar yang menjadi tempat darda
mencari nafkah.
Dennis corp itulah nama
perusahaan besar itu, perusahaan yang tak banyak darda ketahui meskipun banyak
orag orang yang berada disana, tetap bibirnya yang beku enggan untuk sekedar
berbicang ataupun bertanya.
Darda hanya
mengetahui sedikit hal dari apa yang dia lihat, bahwa orang orang yang
berada disana begitu ramai dan sibuk dengan pekerjaannya masing masing.
Hujan masih saja turun dan Tak kunjug reda, tak ada sapa
ataupun salam yang dia dapatkan, tepat pukul setengah delapan darda pun mulai
mempersiapkan alat pekerjaannya, dia berjalan ke arah loker dan mengambil
handuk kecil di dalam tasnya dan di lingkarkannya tepat di lehernya sebab darda
tak ingin peluhnya membasahi lantai yang sudah dia bersihkan, dan tak lupa dia
membawa buku catatan dan pulpen guna mencatat ruangan mana saja yang telah dia
bersihkan, sambil membawa sapu, perjalanan
lamanya pun mulai di hadapi.
Begitu banyak ruangan yang berada di perusahaan ini, tercatat ada 324 ruangan dari
10 lantai yang tinggi menjulang di perusahaan ini, dan yang darda tahu bahwa
perusahaan ini bukanlah sebuah hotel atau sejenis tempat penginapan.
Dia hanya melihat orang
orang mengerjakan ribuan berkas yang tersusun rapih di setiap ruangannya.
Seperti biasanya darda mengawali tugas di area paling
bawah yaitu sebuah ruangan resepsionis, ruangan itu tak begitu ramai karena
karyawan maupun staff datang silih berganti tepat pukul 10 nanti, sudut demi
sudut darda bersihkan begitu teliti dan seksama, debu bercampur tanah yang di
tinggalkan jejak sepatu mereka di hari kemarin menjadi ladang pekerjaan untuk
darda.
Dingin dan beku lekat
merasuki kepalanya, tak ada sesuatu yang membuat dirinya tertarik dan sekedar
untuk melirik, darda hanya tertunduk dan fokus dengan pekerjaannya.
“hay, darda bisa
tolong sebentar kesini bantuin aku” teriak Anna seorang resepsionis
perempuan yang cantik berambut panjang seperti jalanan sutera yang halus
terurai warna pirang rambutnya membuat orang orang silau melihatnya, pun
bibirnya yang tipis berlipstik orange menghiasinya,kulit putihnya bak lautan
susu yang membuat semua orang ingin menyelaminya juga badannya yang dibungkus
pakaian formal berwarna hitam membuat anna begitu sempurna dan terlihat
menawan.
halaman 12
novel energi psikis bab 3 - reaksi
4/
5
Oleh
denis pea