Halaman 8
Laba-laba itupun hanya terdiam dan terpaku melihat darda membuka separuh
halaman buku tebal yang dia ambil, lalu darda pun mulai mengangkat buku itu dan
bluuggggg darda menjepit laba laba
itu dengan buku tebalnya.
Seekor serangga besar yang
berbahaya kini hanya bagian dari buku itu.
Darda pun mengangkat kembali
lembaran yang ia gunakan untuk membunuh serangga besar itu, dia mencoba untuk
membersihkan bagian buku yang penuh darah dan menjijikan, darda mengambil lap
dan kantong kresek guna membungkus mayat serangga besar itu, sshssh sshssh secara perlahan dia
mengusap bagian yang kotor sebab ia tak mau buku peninggalan sang kakek rusak
karena ulahnya.
Tulisan di buku yang tak terlihat kini mulai bisa darda
baca
“Wahai mahkluk yang tak berdosa , mendekatlah mendekatlah semakin dekat
agar aku bisa menjadikan kalian layaknya dewa yang abadi”
“surga dan neraka tak berarti bagi kalian karena semua itu takan kalian
rasakan maka mendekatlah wahai saudaraku”
Sebuah petikan yang darda
baca di buku usang itu parasnya yang mulai penasaran membuat reflek tangannya menutup
buku itu dan membaca ringkasan dibalik buku yang ia pegang, sebuah novel
berjudul aku adalah dajjal, novel bergenre misteri yang dia sukai, dia pun
menyimpan dan mengecek buku buku lainnya,
Ternyata kakek punya hobi sepertiku sambil tersenyum dan merapihkan kembali buku-buku yang ia lihat.
Selesai membuang bangkai laba-laba itu darda pun kembali
ke ruang makan dan bergegas untuk sarapan, “udah
pergi kak laba-laba nya?” Tanya sang adik yang ketakutan sembari
mencengkram tangan neneknya,
Sudah kok, udah kakak buang keluar seru darda’
“Yasudah ayo kita sarapan dulu ntar terlambat loh!!!” sahut nenek,
Mereka bertiga pun duduk
manis dan melahap sarapan pagi yang
nenek hidangkan, “nek ayo sarapan bareng” ajak yasinta kepada neneknya,
“Enggak kalian dulu saja yang sarapan nenek entar siang aja” jawab
sang nenek.
Tidak ada yang spesial saat mereka bertiga berkumpul, tak
ada banyak candaan ataupun pertanyaan yang mereka bicarakan, hanya sesekali
menatap satu sama lain dan melempar senyuman manis satu sama lain,
“kak besok kan hari minggu kita main yuk?” ajak yasinta kepada darda,
Emang mau main apa dek darda pun
bertanya balik kepadanya
“main apa aja kak yang penting bisa seharian bareng kakak” jawab yasinta,
Darda pun tersenyum lebar
dan mengiyakan, yaudah ayo terserah
yasinta
Yeahhhhhhhh teriak yasinta mengakhiri obrolan terakhirnya.
Darda dan yasinta selalu pergi bareng tepat pukul 6 pagi
karena jalan dan arah yang sama mereka selalu berjalan bersama menuju tujuan
masing masing.
energi psikis chapter 1 bab 2 - lurus
4/
5
Oleh
denis pea