Rabu, 28 September 2016

energi psikis chapter 1 bab 2 - lurus


Halaman 8

            Laba-laba itupun hanya terdiam dan terpaku melihat darda membuka separuh halaman buku tebal yang dia ambil, lalu darda pun mulai mengangkat buku itu dan bluuggggg darda menjepit laba laba itu dengan buku tebalnya.
Seekor serangga besar yang berbahaya kini hanya bagian dari buku itu.
Darda pun mengangkat kembali lembaran yang ia gunakan untuk membunuh serangga besar itu, dia mencoba untuk membersihkan bagian buku yang penuh darah dan menjijikan, darda mengambil lap dan kantong kresek guna membungkus mayat serangga besar itu, sshssh sshssh secara perlahan dia mengusap bagian yang kotor sebab ia tak mau buku peninggalan sang kakek rusak karena ulahnya.
            Tulisan di buku yang tak terlihat kini mulai bisa darda baca
“Wahai mahkluk yang tak berdosa , mendekatlah mendekatlah semakin dekat agar aku bisa menjadikan kalian layaknya dewa yang abadi”
“surga dan neraka tak berarti bagi kalian karena semua itu takan kalian rasakan maka mendekatlah wahai saudaraku”
Sebuah petikan yang darda baca di buku usang itu parasnya yang mulai penasaran membuat reflek tangannya menutup buku itu dan membaca ringkasan dibalik buku yang ia pegang, sebuah novel berjudul aku adalah dajjal, novel bergenre misteri yang dia sukai, dia pun menyimpan dan mengecek buku buku lainnya,
Ternyata kakek punya hobi sepertiku sambil tersenyum dan merapihkan kembali buku-buku yang ia lihat.

            Selesai membuang bangkai laba-laba itu darda pun kembali ke ruang makan dan bergegas untuk sarapan, “udah pergi kak laba-laba nya?” Tanya sang adik yang ketakutan sembari mencengkram tangan neneknya,
Sudah kok, udah kakak buang keluar seru darda’
Yasudah ayo kita sarapan dulu ntar terlambat loh!!!” sahut nenek,
Mereka bertiga pun duduk manis dan melahap  sarapan pagi yang nenek hidangkan,  “nek ayo sarapan bareng” ajak yasinta kepada neneknya,
Enggak kalian dulu saja yang sarapan nenek entar siang aja” jawab sang nenek.
            Tidak ada yang spesial saat mereka bertiga berkumpul, tak ada banyak candaan ataupun pertanyaan yang mereka bicarakan, hanya sesekali menatap satu sama lain dan melempar senyuman manis satu sama lain,
“kak besok kan hari minggu kita main yuk?” ajak yasinta kepada darda,
Emang mau main apa dek darda pun bertanya balik kepadanya
“main apa aja kak yang penting bisa seharian bareng kakak” jawab yasinta,
Darda pun tersenyum lebar dan mengiyakan, yaudah ayo terserah yasinta
Yeahhhhhhhh  teriak yasinta mengakhiri obrolan terakhirnya.

            Darda dan yasinta selalu pergi bareng tepat pukul 6 pagi karena jalan dan arah yang sama mereka selalu berjalan bersama menuju tujuan masing masing.

Sang nenek pun membawa kan mereka dua buah payung kepada cucu kesayangannya,
                                                                                                                               halaman 9

Artikel Terkait

energi psikis chapter 1 bab 2 - lurus
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email