Halaman 7
Selesai berbincang pendek dengan sang adik darda pun
berjalan kearah kamar mandi guna mengambil wudhu dan bersiap untuk beribadah,
tak ada peraturan di rumah ini tetapi sudah seperti film yang berulang darda pun
selalu melihat sang nenek di pinggirnya yang sedang menghangatkan makanan
semalam.
Nenek tersenyum pelan di
hadapan darda, juga sebuah balasan senyuman kecil yang darda berikan ke pada
sang nenek,
Di ambilnya sarung dan baju koko yang hanya darda pakai
pada saat shalat subuh, darda benar benar tak ingin keluh kesah nya melekat di
baju sehari harinya lantas dia selalu beribadah menggunakan pakaian yang benar-benar
bersih dan suci, gerak demi gerakan dipertunjukan olehnya begitu khusyuk dia
melakukannya, gerakan sujud yang ia lakukan lebih lama ketimbang orang lain
yang beribadah seolah pertanda bahwa dia memberikan seluruh isi fikirannya
kepada sang maha penguasa.
Ya ALLAH tolong
jagalah keluarga hamba yang sangat sederhana ini, ampunkanlah semua kesalahan
keluarga hamba, tak ada air mata ataupun getaran pedih di bibirnya dan tak
pernah dia membuat doa untuk dirinya sendiri hanya itulah petikan doa darda
yang selalu ia katakan disetiap akhir shalatnya.
Setelah beribadah dan merapikan alat shalatnya, darda bergegas
mengganti pakaiannya dan bersiap untuk melakukan pekerjaannya lagi.
“darda ayo sarapan pagi dulu nih!” seru sang nenek,
Selesai mengganti pakaian
kerja Darda pun coba memasukan handphone kedalam tasnya, krek krek krek suara tas yang sudah mulai macet, gerakan aneh di dalam
tasnya membuat darda penasaran apa yang berada disana, dia mengeluarkan semua
alat kerja yang ada didalam tasnya, satu per satu ia keluarkan dari mulai pulpen
hingga buku catatan dia keluarkan, hingga akhirnya ia melihat bayangan hitam
yag bergerak begitu cepat di tas jinjingnya, seekor laba laba yang cukup besar
dan membuat semua orang yang melihat pasti akan ketakutan.
Tetapi tak ada ekspresi yang menunjukan bahwa ia
ketakutan, darda hanya berfikir laba-laba ini jangan sampai menyakiti yasinta
dan neneknya.
Darda pun mengangkat tas
jinjingnya dan mencoba untuk membawanya keluar rumah, sesaat dia membuka pintu
ternyata laba-laba itu meloncat keluar dan menjauhi darda, sontak darda pun
berlari coba menangkap laba-laba itu.
Nenek yasinta awas ada laba-laba besar!!! teriak darda ,
Yasinta dan nenek pun kontan
berlari ke pinggir lemari televisi, serangga besar itu tak pandai menyembunyikan
diri karena badan besarnya itu membuat darda mudah mengejarnya sampai di pojok
rumah, diruangan yang belum pernah darda eksplorasi, sebuah ruangan kecil penuh
buku peninggalan sang kakek.
Di Ruangan yang sumpek dan tidak menarik hatinya itu pun darda
menemukan serangga besar dibalik buku di rak setinggi dua meter yang sesak sebab di penuhi ratusan buku tebal, darda pun
mengambil satu buku yang menjadi persembunyiannya,
halaman 8
halaman 8
energi psikis chapter 1 bab2 - lurus
4/
5
Oleh
denis pea